BERITASATPAM | Tuban — PT Pertamina Training and Consulting (PTC) dituding kurang transparan dan tidak profesional dalam merekrut 20 personel satpam untuk ditugaskan dalam pengamanan proyek Early Work GRR, di Kecamatan Jenu, Tuban.
Kekecewaan atas pelaksanaan rekrutmen itu disampaikan Eko Supriyadi (36), warga Dusun Boro, Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Tuban. Eko merupakan orang tua dari Moch Aldi Maulana (22), salah satu peserta yang ikut melamar sebagai satpam.
“Rekrutmen ini di indikasi kurang transparan,” ungkap Eko Supriyadi kepada pers, Senin malam (11/4/2022).
Diceritakan dia, persoalan tersebut bermula anaknya Moch Aldi Maulana ikut melamar sebagai satpam dari perwakilan Desa Wadung. Proses tahapan awal sampai akhir diikuti sesuai jadwal yang telah ditentukan.
“Semua tahapan dan pemberkasan administrasi diikuti sesuai syarat yang telah ditentukan,” kata Eko.
Setelah semua tahapan dilalui, pihak PT Pertamina Training and Consulting mengumumkan hasil tes rekrutmen satpam. Nah, dalam pengumuman itu, Moch Aldi Maulana dinyatakan tidak lolos atau gugur sebagai satpam dengan keterangan sakit.
“Pihak perusahaan (PT PTC) memberikan informasi kalau si Aldi tidak lolos karena sakit,” kara Eko bersama anaknya.
Mendengar kabar tersebut, orang tua Aldi Maulana langsung mengajak anaknya untuk pemeriksaan kesehatan secara mandiri di salah satu laboratorium Tuban. Hasil medical check-up menyatakan Aldi Maulana sehat dan normal.
“Saya melalukan medical check up dengan biaya sendiri untuk mengetahui kesehatan anak saya. Hasilnya, si Aldi ini dinyatakan normal dan benar-benar sehat,” tegas Eko sambil menunjukkan hasil buktinya.
Setelah itu, hasil medical check up secara mandiri itu disampaikan kepada pihak desa, Pertamina, dan PT PTC. Namun, pihak penyelenggara rekrutmen Satpam mengabaikan dan tetap menyatakan Aldi Maulana tidak diterima dengan keterangan sakit.
“Hasil medical check up yang menunjukkan si Aldi benar-benar sehat sudah kita sampaikan ke pihak Pertamina. Tapi masih belum direspon hanya di suruh mengirimkan KTP untuk dirapatkan secara internal, namun sampai saat ini belum ada kabar,” terangnya.
Pihak keluarga juga sempat meminta hasil tes kesehatan yang dilakukan PT PTC. Namun tidak diberikan dengan alasan hasil kesehatan itu menjadi rahasia atau dokumen pribadi perusahaan.
“Saya juga sempat minta hasil tes kesehatan, tapi pihak PT PTC tidak memberikan dengan alasan ini menjadi rahasia perusahaan. Padahal yang minta ini adalah keluarga sendiri tetapi masih tidak dikasih,” ujarnya.
Atas kejadian itu, ia mendorong dilakukan rekrutmen ulang atau ada solusi agar warga ring satu proyek kilang minyak tidak dirugikan. Pasalnya, diindikasikan tidak transparan dalam rekrutmen lowongan pekerjaan satpam tersebut.
“Saya berharap dilakukan rekrutmen ulang, atau dicarikan solusi terbaik. Jangan sampai anak saya sehat, tetapi sama perusahaan dikatakan sakit, ini beban buat keluarga dan si Aldi sendiri,” tandanya.
Dilaporkan Jurnal Jatim, Penanggung Jawab Rekrutmen satpam PT PTC, Hadi Kurniawan ketika dikonfirmasi melalu pesan whatsapp belum merespon terkait masalah ini.[lian]