BERITASATPAM | Jakarta — Viralnya video pensiunan polisi Ismail Bolong terkait isu gratifikasi tabang batu bara ilegal di Kalimantan Timur (Kaltim) yang menyeret nama Komjen Pol Agus Andriyanto kian berbuntut panjang. Itu setelah Komjen Agus dilaporkan oleh anggota gabungan aktivis Pro Demokrasi (Prodem) ke Propam Mabes Polri Senin (7/11).
Pelaporan tersebut dibenarkan Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi, Iwan Samule saat diwawancari awak media di Mabes Polri, Jakarta Selatan. Iwan meminta agar Kadiv Propam Mabes Polri segera mengusut dugaan yang melanggar kode etik itu. Ia berdalih pelaporan dilakukan guna mengembalikan citra kepolisian.
Namun sikap Iwan Sumele dan kolega tersebut mendapat tanggapan beragam dari pengamat dan masyarakat. Menyikapi isu dan pelaporan tersebut, Ketua Umum Barisan Ksatria Nusantara Rofii Mukhlis justru menyangkal dugaan tersebut. Rofii bersama BKN justru akan terus memberi dukungan moril kepada Komjen Agus. Dukungan ini dirasa penting, supaya perwira tinggi bintang tiga tersebut tidak goyah dan tetap tegar menghadapi isu yang mencuat belakangan ini.
Lebih lanjut, Rofii justru meragukan kredibilitas sikap anggota Prodem dalam menyikapi kasus ini. Rofii mempertanyakan apakah ketika melaporkan Komjen Agus pihak Prodem belum tahu kabar klarifikasi dan permintaan maaf dari Ismail Bolong yang diunggahnya minggu lalu. Bahwa dalam video klarifikasi terbarunya, Ismail secara sadar mengatakan video testimoni yang disampaikannya saat diperiksa propam sekitar 4 April 2022 adalah pernyataan bohong. Itu dibuatnya lantaran dipaksa oleh Hendra Kurniawan yang kini menjadi tersangka kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
“Sudah jelas Ismail mengklarifikasi bahwa ia bikin video karena dipaksa Hendra. Saat itu Hendra di hotel dalam kondisi mabuk,” jelas Rofii.
Menyikapi hal itu, Rofii meminta agar pemerintah. Baik Presiden, Menkopolhukan dan Kapolri untuk tetap waspada dan berhati-hati. Karena dalam tubuh institusi kepolisian terdapat gerakan-gerakan oknum yang secara sengaja mengadu domba petinggi polri dan jajarannya. Rofii menduga, indikasi gerakan itu sekarang sudah semakin masif dan menampakkan diri ke permukaan.
Namun, Rofii berharap dengan adanya fitnah dan adu domba di lembaga penegak hukum, ia meminta agar polri dan TNI tetap fokus dan semakin solid. Agar upaya pemecah belah ini bisa terselesaikan dengan baik dan tidak ada perpecahan dalam tubuh kepolisian.
“Kami berharap TNI dan Polri semakin solid sebagai ujung tombak menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, Bravo!,” terus Rofii.
Terlebih, Rofii berharap khusus kepada jajaran pimpinan tinggi kepolisian agar tidak terpengaruh intervensi negatif baik fitnah dan adu domba atas dugaan adanya isu perang bintang.
“Dan yang paling penting adalah usut itu saudara Ismail Bolong dan Hendra Kurniawan. Ini Allah sudah membuka aib mereka yang sengaja merusak institusi Polri,” harap Ketum yang juga Owner Rumah Makan Rawon Bidadari Kediri itu.[lian]