BERITASATPAM | Palopo – Pasca petugas satpam Kejaksaan Negeri Palopo, Abdul Azis meninggal dunia di aksi demonstrasi mahasiswa di Kejari Palopo Makassar beberapa hari lalu, membuat warga sekitar geram alias marah.
Alhasil, terjadi pengrusakan Kampus Fakultas Hukum Universitas Andi Djemma Palopo dan pelemparan batu asrama mahasiswa Luwu Utara di Kota Palopo.
Namun berkat sinergitas aparat TNI dan Polres bersama Pemerintah Kota Palopo berhasil meredam melebarnya konflik demo berdarah hingga pengrusakan kampus universitas dan asrama mahasiswa di Kota Palopo yang terjadi dua hari terakhir.
Meski sebagai pihak menilai terlambat, namun institusi pemerintah di Kota Palopo berhasil meredam konflik tersebut hingga tidak berkelanjutan. Sabtu lalu, Kapolres Palopo AKBP Muhammad Yusuf Usman melakukan pertemuan tertutup dengan Wali Kota Palopo beserta seluruh universitas dan perguruan tinggi di Kota Palopo. Dari pantauan, pertemuan dilangsungkan di ruang kerja Kapolres Palopo dihadiri langsung Wali Kota Palopo HM Judas Amir.
Nampak pula hadir Rektor Akademi Tehnik Industri Dewantara Dr Suadi Fachruddin, Rektor Unanda Prof Dr Anas Boceng, Dekan Fakultas Komputer Universitas Cokro Aminoto, Wakil Rektor III IAIN, Wakil Rektor STIKES Luwu Raya, Wakil Ketua III Akper Sawerigading, perwakilan kampus Universitas Muhammadiyah.
Usai pertemuan, mereka kemudian melaksanakan press conferance. Wali Kota Palopo menyesalkan dua kejadian di Kota Palopo, aksi demo mahasiswa yang menyebabkan petugas sekuriti Kejari Palopo, Abdi Azis meninggal dunia dan pengrusakan kampus serta asrama mahasiswa.
Wali Kota Palopo menilai aksi ini terjadi tidak lepas dari informasi hoaks yang melebar. Karenanya, Judas Amir berharap masyarakat Kota Palopo tidak asal sembarang bicara.
“Kita tidak boleh bicara seenaknya. Dalam kesempatan ini, saya sampaikan jangan ada lagi keributan. Kejadian di Kejaksaan kita anggap selesai dan proses hukumnya kita percayakan kepada kepolisian,” ujar Judas Amir sebagaimana dikutip Berita Satpam dari Sindonews.com
Melalui kesempatan ini, Wali Kota Palopo juga mengingatkan kepolisian dan kampus di Kota Palopo agar mengidentifikasi organisasi baik umum atau pun organisasi mahasiswa di Kota Palopo.
Mewakili kampus di Kota Palopo Rektor Kampus Universitas Andi Djemma Prof Dr Anas Boceng menegaskan, bahwa perkumpulan atau organisasi yang melakukan aksi di depan Kantor Kejaksaan Negeri Palopo tidak terdaftar sebagai organisasi kemahasiswaan di kampus mana pun di Kota Palopo.
“Saya sampaikan aksi tersebut tidak ada izin dari kampus dan tanpa sepengetahuan dari kampus. Sejauh ini kami juga belum tahu apa mereka yang melakukan aksi apa mahasiswa Unanda atau kampus lain,” ujarnya.
Anas yang juga mewakili kampus di Kota Palopo menyampaikan turut berbelasungkawa atas terjadinya insiden yang menewaskan satpam Kejari Palopo tersebut.
“Peristiwa ini tolong diluruskan, jangan terlalu cepat menjustifikasi yang terlibat bahwa mahasiswa Unanda. Kalau kita perhatikan yang bergerak itu adalah forum atau Aliansi, Gempur, di Unanda kita tidak kenal,” katanya..
Terkait pengrusakan kampus Unanda, pihaknya mengatakan hal itu sudah melanggar undang-undang, dan sudah melakukan koordinasi dengan Polres Palopo.
“Soal kerugian kami dan juga polisi tengah melakukan identifikasi apa saja yang rusak. Pasca kejadian ini mahasiswa kita liburkan hingga memastikan situasi benar benar terkendali,” sebutnya.[lian]