BERITASATPAM | Cikarang-Senyumnya selalu mengembang menawan menyapa para tamu yang datang di gedung PT Anugerah Pharmindo Lestari (APL) yang ada di kawasan industri Jababeka Cikarang. Di balik senyumannya, ia selalu tetap waspada terhadap keamanan di sekitarnya. Begitulah perempuan bernama Suminem ini menjalani rutinitasnya.
Secwan yang akrab dipanggil Mimi ini memulai menjadi satpam perempuan (Secwan) pada November 2016, awalnya melalui BUJP bernama PT Bravo Satria Perkasa (BSP). Sebelum menjadi secwan, ia pernah bekerja menjadi SPG di Jakarta selama hampir 4 tahun.
“Pilihan untuk saat itu karena bingung mau kerja apa, akhirnya melamar menjadi satpam,” ungkapnya kepada Jurnal Security, Kamis (10/12/2020)
Mimi merasa kaget dengan pekerjaan sebagai satpam, hal ini sangat jauh berbeda dari apa yang pernah ia jalani sebagai SPG di Jakarta. Saat itu, ia mendapatkan tugas di luar dan pos jaga. “Pekerjaan secwan yang saya bilang jauh dari kebiasaan saya saat jadi SPG,” ungkapnya.
Setelah menjalani tugas yang ia rasa panas dan kurang cocok, maka Mimi mencoba melamar di tempat lain melalui G4S. “Awalnya saya gak betah, karena tugasnya di area panas dan di pos jaga, kulit jadi gosong, saya kemudian mencari lainnya,” ungkap perempuan kelahiran Lampung 27 Juni 1993 ini.
Diterima di G4S, Mimi ditempatkan di APL Jababeka III. Ia merasa nyaman bekerja di area indoor yang terhindar dari sengatan terik matahari. Selain mengamankan area front office ini, Mimi juga menjadi resepsionis.
Bagi Mimi, pekerjaan menjadi satpam itu sangat mulia, karena satpam dituntut untuk menjaga lingkungannya aman dan nyaman. Seorang satpam juga mengamankan aset perusahaan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
Meski sebagian orang menganggap pekerjaan satpam kurang dipandang, namun Mimi tetap selalu berpikir positif bahwa apa yang ia lakukan akan menjadi kebaikan untuk keluarga. “Setiap orang punya pendapat dan penilaian masing-masing, jadi berfikir positif saja,” paparnya.
Bagi Mimi ada banyak kesan saat menjadi secwan, di antaranya adalah saat bertugas dan bekerja di perusahaan besar yang mana di dalamnya ada para petinggi perusahaan dari luar negeri yang care dengan bawahan.
“Tetap optimis dan bekerja dengan hati yang ikhlas, cintai pekerjaanmu adalah suatu ibadah,” tuturnya. [fr]