BERITASATPAM | Sidoarjo-Tidak ada kata terlambat untuk belajar meski diusia tidak muda, begitulah prinsip Sulhairi, satpam perempuan (Secwan) yang bekerja di Pabrik Tissue Krian Sidoarjo melalui BUJP PT. Trikarya Cemerlang di Surabaya.
Sulhairi sebelum menjadi satpam pernah bekerja sebagai buruh pabrik kayu triplek. Namun saat menjadi buruh pabrik, Sulhairi melihat teman-temanya yang bekerja sebagai satpam, akhirnya ia tertarik untuk mengajukan lamaran menjadi satpam.
Sebagai pendatang baru di pabrik tisu dengan anggota satpam rata-rata lelaki, ia merasa banyak belajar dari para senior dan rekan-rekannya. “Alhamdulillah mereka dengan senang hati membantu dan mengarahkan saya,” ungkapnya kepada Berita Satpam, Rabu (8/7/2020).
Bagi perempuan kelahiran Ujung Pandang 21 Juli 1974 ini, profesi satpam adalah pekerjaan sangat mulia karena di balik kerja keras kita juga sangat dituntut untuk bersikap tegas, sopan dan semua etika baik tertanam dalam hati.
“Hikmahnya luar biasa buat saya karena saya merasa terlatih untuk jujur, sopan dan pandai menjaga sikap,” ujar perempuan yang suka ngopi ini.
Menjadi satpam, menjadikan hubungan komunikasi dengan para pimpinan perusahaan berjalan dengan baik, yang mana selama ini hanya melalui pegawai lain saat berkomunikasi. “Tadinya gak bisa apa-apa terutama berhadapan dengan pimpinan, dengan adanya arahan dari senior akhirnya saya berani berhadapan untuk komunikasi,” paparnya.
Sulhairi mengakui, dengan postur tubuhnya yang besar dan tinggi, menjadi modal dirinya bisa menekuni profesi satpam yang dimulai sejak tahun 2009 ini. Kini, ia menikmati menjadi satpam di perusahaan tempat ia bekerja. [rj]