BERITASATPAM | Jakarta — Wakil Kepala BSSN Komjen Pol. Sutanto, mewakili Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian mengatakan, keamanan siber sangat penting dalam mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi digital nasional. Terlebih di tengah makin masifnya peran teknologi digital saat ini dalam meningkatkan daya saing menuju Indonesia Maju.
“Kita tahu, saat ini perkembangan digital sangat meningkat sekali, seiring juga dengan ancaman siber yang makin tinggi. Setiap hari, rata-rata hampir ada 7 juta sampai 10 juta ancaman di internet yang masuk ke kementerian, lembaga maupun di perusahaan-perusahaan,” kata Sutanto saat membawakan Pidato Kunci di acara TOP Digital Awards 2021 bertema Accelerating Digital Transformation in Business & Government, Sabtu (25/12/2021).
Lebih lanjut Sutanto mengatakan, seiring dengan pembangunan dan penerapan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang masif, hal tersebut mendorong proses transformasi digital dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
“Terutama yang sama-sama kita rasakan di tengah masa pandemi COVID-19 saat ini. Dimana setiap pemangku kepentingan mentransformasikan proses bisnis dan pelayanan mereka melalui teknologi digital,” lanjut dia.
Menurut dia Sutanto Fenomena tersebut didukung dengan data jumlah pengguna internet di Indonesia yang semakin bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2021 ini, Indonesia menduduki peringkat ketiga pengguna internet terbanyak di Asia dengan jumlah 202 juta pengguna
“Dengan perkembangan tersebut tentunya juga menghadirkan peluang terjadinya ancaman siber yang yang perlu kita antisipasi bersama-sama. Terlebih lagi, perkembangan teknologi yang bersifat destruktif, seperti Internet of Things, Artificial Intelligence dan Blockchains. Konsekuensi logis dari kondisi ini, menempatkan TI menjadi pedang bermata dua,” ungkapnya.
Karena, lanjut dia, selain memberikan kontribusi bagi peningkatan proses bisnis dan kemudahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sekaligus menjadi sarana efektif untuk melakukan perbuatan melawan hukum diranah siber dan kejahatan siber. Seperti kasus pencurian data pribadi dan peretasan terhadap situs pemerintah maupun swasta yang terjadi akhir-akhir ini.
Berdasarkan data dari hasil monitoring Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi Negara, tercatat 1.470.925.311 anomali trafik serangan siber yang bersifat teknis selama periode 21 Januari 2021 sampai 19 Desember 2021.
“Dengan urutan kategori tiga teratas Jenis Anomali Trafik yaitu, pertama, Infeksi Malware sebanyak 61 persen; kedua, Aktivitas Trojan sebanyak 10 persen; dan ketiga, upaya Pengumpulan Informasi Target untuk mencari celah keamanan sebanyak 9 persen,” ungkap Wakil Kepala BSSN tersebut,
Sutanto yang mewakili BSSN pun menyambut baik kegiatan TOP Digital Awards tahun 2021. Kegiata ini dinilai sebagai bentuk penghargaan di bidang teknologi digital tertinggi di Indonesia yang diberikan kepada perusahaan dan instansi pemerintah yang dinilai berhasil dalam penerapan pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan kinerja, daya saing, dan layanan kepada masyarakat.
Sementara Ketua Penyelenggara TOP Digital Awards tahun 2021 M. Lutfi Handayani, mengungkapkan TOP Digital Awards setiap tahun jumlah pesertanya terus meningkat.
“Tahun 2021, yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 172 peserta, yang berasal dari instansi dan lembaga pemerintahan serta korporasi bisnis, yang berarti mencatat kenaikan 7,5 persen dibanding tahun 2020 lalu,” ujarnya sebagaimana dilansir liputan6.com.
Peraih penghargaan TOP Digital Awards 2021 yang berasal dari instansi dan lembaga pemerintah diantaranya: Kementerian Keuangan; Kementerian Komunikasi dan Informatika; Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi; Direktorat Jenderal Pajak; dan Pemerintah Kota Tangerang.
Peraih penghargaan yang berasal dari korporasi bisnis diantaranya: Pertamina; Perusahaan Listrik Negara; Pegadaian; Telkom Indonesia; Aero System Indonesia; Jasa Raharja; Wijaya Karya; Bank Negara Indonesia; Badan Standardisasi Nasional; Bank Amar; Bank Central Asia; dan Blibli.com.[lian]