BERITASATPAM | Jakarta – Direktur Pengamat Militer dan Intelijen Ridlwan Habib mengatakan persiapan pengamanan KTT G-20 di Bali sudah maksimal, termasuk dukungan dari komunitas intelijen. Sementara alasan ketidakhadiran Presiden Rusia Vladimir Putin karena faktor keamanan dinilai terlalu berlebihan.
Menuru Ridlwan, aparat keamanan dan intelijen Indonesia sudah bekerja keras sejak berbulan-bulan yang lalu untuk menyiapkan event bergengsi ini.
“Sudah total all out,” ungkap Ridlwan.
Ridlwan juga menjelaskan secara detil kegiatan persiapan intelijen yang terdiri dari penyelidikan, penggalangan dan pengamanan.
“Tentu tiga kegiatan itu tertutup dan tidak bisa diuraikan secara terbuka. Tapi prinsipnya adalah memastikan KTT G-20 aman, lancar, dan megah,” ungkap Ridlwan.
Ridlwan menyebut, Putin paranoid karena memang sedang dalam situasi perang di Ukraina.“Padahal situasinya sangat aman, buktinya Joe Biden dan Xi Jinping akan hadir,” jelasnya Ridlwan.
Intelijen Amerika Serikat dan Tiongkok tentu sudah melakukan intelligence assesment terhadap situasi Bali sebelum presiden mereka datang.
“Itu artinya, Bali aman. CIA maupun MSS Tiongkok mengonfirmasi dengan memberikan rekomendasi kepada Presiden Biden dan Xi Jinping untuk datang, Kerja intelijen memang harus senyap, tapi sukses” ujarnya
KTT G-20 di Bali menjadi ajang pembuktian pada dunia internasional bahwa Indonesia mampu sejajar dengan negara-negara besar dunia.
Presiden Jokowi, kata dia, mampu menjadi role model pemimpin yang berhasil di tengah krisis global.“Event KTT G-20 akan jadi salah satu pencapaian bersejarah Indonesia selama puluhan dekade,” tutup Ridlwan.[lian]