BERITASATPAM | Surabaya — Tujuh tersangka penyerangan satpam di Perumahan Pakuwon City, Kenjeran, Surabaya, berhasil dibekuk Polres Pelabuhan Tanjung Perak bersama Subdit Jatanras Polda Jatim, pada Sabtu (27/11) lalu.
Tujuh anggota geng Guk-Guk yang menjadi tersangka penganiayaan di Pakuwon City adalah Ardan Aryonda, 21, warga Sukolilo, Surabaya; Noval, 18, warga Surabaya; dan Rifky, 19, warga Jalan Kalisari, Surabaya. Kemudian tersangka KS, 15; AN, 17, keduanya warga Surabaya, dan RR, 15, serta FF, 15, keduanya warga Waru, Sidoarjo.
“Empat tersangka masih di bawah umur. Kami tangkap juga Ardan yang disebut anggotanya sebagai panglima geng,” kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Anton Elfrino Trisanto sebagaimana dinukil Jurnal Security dari Radar Surabaya, Kamis (1/12).
Kepada polisi, para tersangka mengaku mendapat tantangan dari geng Kwok-Kwok yang masih bagian dari geng All Star. Mereka hendak tawuran di depan SPBU Jalan Dr Ir Soekarno atau MERR. Ardan bersama kelompok gengnya konvoi 50 motor ke lokasi.
Mereka bertemu geng Kwok-Kwok. Namun, tim lawannya ini membubarkan diri saat tahu kelompok Guk-Guk lebih banyak.
Saat kabur, tersangka Ardan bersama temannya melihat Fatur Rozi bersama dua temannya berboncengan tiga terpecah dari rombongan.
“Rombongan tersangka akhirnya mengejar korban sampai di pos satpam Pakuwon City. Satpam mencoba menolong malah terkena sabetan. Kaca pos juga pecah,” kata Anton.
Tersangka Ardan selama ini memimpin geng Guk-Guk. Mereka diduga hendak melakukan aksi balas dendam karena salah satu anggotanya meninggal dunia pada Oktober lalu di Jembatan Suroboyo, Kenjeran.
“Kami ringkus semua agar Surabaya aman dan kondusif,” tegasnya.
Selain mengamankan tujuh tersangka, polisi juga mengamankan puluhan senjata tajam (sajam) mulai golok hingga celurit. Tersangka Noval mengaku membeli sajam ke Rifky, sementara Rifky memesan sajam ke Madura seharga Rp 300 ribu.
“Seminggu baru selesai dan dikirim, ” kata Rifky.
Ardan mengatakan, anggota geng yang ikut memang kebanyakan masih di bawah 18 tahun dan hanya ikut-ikutan. Setiap kali hendak tawuran mereka berkomunikasi di grup WhatsApp (WA).
“Sekarang sudah bubar. Di Instagram juga cuma satu,” katanya.
Diberitakan Jurnal Security sebelumnya, puluhan remaja merusak dan menganiaya petugas satuan pengamanan (Satpam), Reno Dwi di pos jaga Pakuwon City sisi Kenjeran, pada Sabtu (27/11/2022) malam. Alhasil, Reno harus dilarikan ke rumah sakit dengan luka bacok di beberapa bagian.
Tak hanya Reno, sebelum menganiaya dan merusak pos satpam, puluhan remaja itu juga menyabetkan senjata tajam (sajam) ke M Fathur Rozi, warga Jalan Dukuh Bulak Banteng Gang Sekolahan.
“Kasus dalam penyelidikan. Kita akan cari tahu itu ikut wilayah mana. Mulyorejo atau Kenjeran,” kata Kapolsek Mulyorejo Kompol Sugeng Rianto, Minggu (27/11/2022) siang.[lian]