BERITASATPAM | Jakarta — Pasca beredar luasnya video viral oknum Satpam GBK yang menghalangi pengguna kursi roda masuk ke area GBK, Direktur Utama Gelora Bung Karno (GBK), Adi Kusumo meminta maaf atas beredarnya video petugas keamanan atau oknum satpam yang menghalangi pengguna kursi roda masuk ke area GBK.
“Jadi mengenai akses disabilitas di GBK, kami selaku manajemen itu sebenarnya sangat memperbolehkan disabilitas itu berada di GBK, dan boleh memasuki kawasan atau venue,” kata Adi kepada, Selasa (28/12/2021).
Adi juga mengaku akan mengevaluasi para satpam. Bahkan, lanjut Adi, oknum satpam tersebut ditindak tegas oleh manajemen.
“Ini (sikap sekuriti halangi masuk pengguna kursi roda) adalah sebuah hal yang memang menjadi evaluasi. Dan kami sudah tindak secara tegas juga terhadap oknum petugas tersebut, bahwa ketidakmegertiannya dia mengenai adanya roda masuk ke dalam itu sebenarnya untuk sepeda, sepatu roda, skuter maupun hal-hal yang bisa membahayakan pejalan kaki maupun pengunjung lainnya yang sedang berolahraga di dalam GBK,” jelas Adi.
Adi kembali menekankan keterbukaan GBK pada semua pihak tanpa terkecuali, termasuk kaum disabilitas. Dia meminta maaf atas perlakuan oknum satpam seperti dalam video yang beredar.
“Sebenarnya untuk disabiitas itu sangat-sangat diperbolehkan. Jadi mohon maaf sekali dari kami, dari manajemen. Kami tentu tidak ingin hal ini terjadi karena sebenarnya GBK sangat terbuka untuk kegiatan disabiitas, bahkan Asian Paragames juga diadakan di GBK,” tutur Adi sebagaimana dilansir detik.com
Dia kemudian menerangkan manajemen GBK berupaya menghubungi pengguna kursi roda yang sempat dihalangi masuk. Bersamaan dengan momen ini, Adi mengajak seluruh penyandang disabilitas beraktivitas di GBK.
“Jadi kami pun secara tim juga sudah menghubungi para pihak yang berada di video tersebut. Kami juga mengundang kawan-kawan disabilitas, bahkan Staf Khusus Presiden bidang Disabiitas, Mbak Angkie juga ini rekan, kawan baik dari kami. Waktu itu kegiatan Sentra Vaksinasi Disabilitas di GBK juga telah dilaksanakan dengan baik,” jelas Adi.
Adi kemudian menyayangkan sikap oknum satpam GBK yang tak berkoordinasi dengan atasan saat kejadian. Adi berjanji akan membenahi jajaran internalnya.
“Kami juga melakukan evaulasi sangat mendalam, terutama terhadap pelayan yang garda terdepan, yakni mungkin saat itu adanya sekuriti. Padahal itu sangat-sangat mudah bagi mereka bisa langsung komunikasikan kepada kami semua bahwa tidak ada larangan bagi disabilitas,” ucap Adi.
“Sekali lagi kalau ada yang kurang, kami mohon maaf, kami akan perbaiki ke depannya karena memang GBK ini menjadi tempat untuk seluruh stakeholders termasuk disabilitas,” lanjut Adi.
Dia menambahkan, di internal manajemen GBK juga menerapkan persamaan hak-hak antarpegawai. Adi menegaskan sikap oknum satpam yang menghalangi pengguna kursi roda masuk GBK tak mewakili sikap manajemen.
“Kami pun di tempat kantor juga kami equality, tidak membedakan, tidak pendang bulu terhadap disabilitas. Mereka juga berhak ada di lingkungan kami. Jadi ini, sekali lagi ini oknum di lapangan yang tidak bisa langsung merespons atau menangkapnya dengan baik, jadi mohon maaf,” ucap Adi.
“Ada tindakan kedisiplinan terhadap dia karena itu kan pengunjung, kita tidak boleh pandang bulu. Mereka (pengunjung) sudah pasti kan hanya ingin mengagumi, menikmati fasilitas publik di GBK. Ini kami tindak cukup keras terhadap oknum tersebut. Terhadap sistem juga, kami minta pimpinan sekuriti saat itu juga harusnya responsif, harusnya segera langsung memberikan akses Hal ini sudah hak asasi menurut saya,” tandas Adi.[lian]