BERITASATPAM | Jakarta-Tahun 1995, ada sebuah film heroik berjudul My Father is a Hero. Lakon dalam film tersebut adalah Jet Li yang memiliki 2 senjata pentungan yang mampu digunakan sebagai alat merobohkan puluhan lawannya.
Ya, senjata pentungan satpam atau yang biasa disebut dengan Tonfa atau yang kita kenal dengan Tongkat T. Tonfa merupakan jenis senjata tongkat berbentuk huruf T yang berasal dari Okinawa. Alat ini sering kita lihat menggantung di pinggang para aparat keamanan, baik itu polisi maupun satpam.
Tonfa lebih sering digunakan sepasang, yaitu pada tangan kanan dan kiri. Penggunaan tonfa dapat diterapkan dengan teknik yang sama seperti teknik beladiri tangan kosong. Pada dasarnya, tonfa akan lebih memperpanjang siku penggunanya bila menggunakan pegangan.
Dua senjata ini memungkinkan pemakai secara simultan menangkis dengan satu tonfa dan memukul dengan tonfa yang lain untuk melindungi dari sabetan pedang. Teknik-teknik penggunaan tonfa cenderung tetap dan tidak banyak berubah.
Cerita punya cerita, senjata ini banyak mengundang kontroversi saat pertama kali diperkenalkan. Apalagi seni bela diri masih merupakan hal baru untuk kebanyakan orang. Hal yang sama terjadi di Inggris, saat petugas polisi mulai menggunakan tongkat dengan handle tersebut. Setelah seni bela diri mulai digemari, menerapkan senjata tradisional untuk alat modern menjadi lebih mudah diterima.
Kalau di Amerika Serikat, Tonfa disebut dengan side Handle baton, sementara di Indonesia alat ini lebih dikenal dengan istilah Tongkat T. Pentungan satpam ini jadi salah satu jenis senjata yang dipelajari di Institut Ju-Jitsu Indonesia.
Teknik penggunaan tongkat T dijadikan alat perlengkapan anggota Polri pada tahun 1999. Pada Maret 2003, teknik penggunaannya dikembangkan sesuai gerakan-gerakan (teknik dasar, pukulan, tangkisan, dan kuncian).
Biasanya tonfa memiliki panjang sekitar 15 sampai 20 inci, dengan pegangan yang membentuk sudut 90 derajat dari masing-masing ujung short end dan long end. Handle merupakan first-use dalam penggunaan tonfa, seperti cara untuk memutar silinder-silinder batu berat yang digunakan untuk menggiling beras menjadi tepung.
Seperti halnya teknik pertarungan bersenjata dari Okinawa, tonfa juga efektif digunakan dalam perkelahian bebas. Salah satu seni beladiri yang memanfaatkan tonfa adalah Ju-Jitsu.
Pentungan T ini memiliki tiga bagian penting yang dapat dijadikan pegangan yang sekaligus ujung serangan yaitu: handle, short end dan long end. Teknik penggunaan tonfa biasanya langsung dipelajari oleh calon polisi baru. Dengan memegang handle, bagian ujung yang panjang dari tangkainya diletakkan di balik lengan bagian bawah, pemakai tonfa dapat memperkuat lengannya dan melakukan gerakan tangkisan atau pukulan seperti biasa.
Apabila hanya menggunakan satu tonfa, tangan yang tidak memegang tonfa dapat digunakan untuk melindungi kepala atau untuk memperkuat pukulan, tusukan atau sodokan. Teknik pukulan yang lebih lanjut dengan mengendorkan genggaman pada handle dan mengayunkan ujung panjang dari tangkai tongkat dengan lintasan melengkung, untuk memukul sasaran pada jarak menengah.
Serangan ayunan (swing) ini dapat dikombinasikan secara berantai, tergantung pada pukulannya dengan maju dan mundur, atau membentuk lintasan angka delapan. Dalam hal ini teknik pegangan difokuskan pada teknik pegangan handle yang merupakan pegangan utama. [fr]
Sumber: Disari dari Liputan6.com