BERITASATPAM | Jakarta-Setelah melalui karantina 14 hari di Lebanon, per tanggal 4 Januari 2021 Kontingen Garuda yang bergabung dengan pasukan keamanan PBB mulai menjalankan tugasnya di daerah konflik Lebanon. Siapa sangka, jika Komandan Kompi dalam Kontingen Garuda pasukan keamanan PBB ini adalah seorang anak satpam. Dialah Mayor Infantri Fitra Rakhmaddy Syasna.
Fitra panggilan akrabnya, ia kelahiran Jakarta 3 Agustus 1985 keturunan putra Dataran Tinggi Gayo Aceh ini adalah putra dari Syabaruddin Harfa dan Asnaini, SPd, MM. Syabaruddin dulunya adalah seorang satpam. “Saya bangga menjadi putra dari orangtua yang dulu pernah menjadi satpam,” jelasnya kepada Jurnal Security melalui sambungan telpon langsung dari Lebanon, Minggu (3/1/2021).
Menurut Fitra, ayahnya adalah sosok yang ulet dan semangat dalam menjalankan tugas. “Beliau pernah menjadi security di perusahaan Perancis, lalu dalam perjalanannya beliau bisa mendirikan perusahaan jasa satpam bernama PT. Garda 9 Security di Jakarta,” kisahnya.
Namun sayang, Allah mengambil ayah Fitra lebih cepat, sebelum menjalankan tugas ke Lebanon, tepatnya pada 5 Oktober 2020 ayahnya meninggal dunia. Fitra yang juga alumni Pondok Pesantren Darussalam Gontor ini menjadi imam shalat jenazah dan memakamkan jasad sanga ayah.
“Sebelum meninggal, ayah membangun masjid bernama Nur Muhajirin di Jakarta, hasil dari perusahaan jasa satpam. Nama itu dipilih karena beliau hijrah dari Aceh ke Jakarta, harapannya bisa menjadi cahaya,” ungkap lulusan Akademi Militer (AKMIL) ini.
Suami dari Fika Deprityanti ini sosok prajurit berprestasi, ia banyak memimpin operasi di Aceh. Misalnya saja, saat Letnan Dua pernah menjadi Komandan Pleton (Danki), kemudian komandan kompi, pernah memimpin pasukan saat diterjunkan untuk pengamanan di daerah wilayah Aceh dan penumpasan teroris di Aceh.
Saat ini, tambah bapak dari Faira Farffifannisa, Fattah Askar dan Fara Azkiya Nahda ini, memimpin salah satu pasukan perdamaian PBB dan membawa nama negara dan kesatuan TNI bukan sesuatu yang mudah. Seleksi ketat dan kualitas prajurit menjadi pertimbangan utama. Semua prajurit unggulan dari semua matra masuk ke dalam seleksi.
“Alhamdulillah saya terpilih dalam Kontingen Garuda Pasukan Keamanan PBB bertugas di Lebanon,” kata Fitra yang sebelumnya berdinas di Batalyon Infantri di Mabes TNI AD.
Selain seleksi yang ketat untuk menjadi bagian dari Kontingen Garuda ini, para calon juga ditest kemampuan Bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya. Dari sekitar 50 orang perwira dalam Kontingen Garuda itu, mulai dari Letnan Dua hingga Kolonel, Fitra yang memiliki kemampuan Bahasa Arab yang fasih dan juga tentunya Bahasa Inggris.
Kemampuannya berbahasa Arab juga menjadikankannya mendapat tugas tambahan, yaitu menjadi penerjemah. Jadi penugasan Fitra di Pasukan Keamanan ini ada dalam dua bidang yaitu sebagai Satgas Staff Khusus dan juga sebagai kontingen Pasukan.
Memimpin sebuah kompi diperlukan perwira dengan pangkat Mayor. Dengan ditunjuknya Fitra sebagai salah satu komandan kompi dalam Kontingen Garuda, ia mendapat kehormatan untuk naik pangkat satu tingkat menjadi Mayor Infanteri. Pelantikanan kenaikan pangkat itu baru dilaksanakan pada 17 Desember 2020 lalu.
Rencananya, Fitra akan berada di daerah konflik selama setahun, ini tugas yang memiliki resiko tinggi. Untuk itu, Fitra memohon dukungan dan doa agar ia dan seluruh kontingen bisa selamat dan pulang ke Indonesia membawa kebanggaan.
“Saya juga memohon doanya agar saya dan teman-teman dilindungi Allah dalam mengemban misi ini dalam bertugas memimpin di Lebanon bisa berjalan lancar,” tuturnya. [fr]