BERITASATPAM | Medan-Plt Rektor Institut Teknologi Medan (ITM) Ir Ramlan Tambunan MSc bersama Ketua Yayasan Pendidikan dan Sosial Dwiwarna Medan Munajat Syamsuddin SE MSi menyatakan permohonan maaf kepada fungsionaris ITM, pegawai, mahasiswa dan masyarakat umum yang terganggu akibat demonstrasi yang dilakukan segelintir mahasiswa ITM. Akibat demonstrasi tersebut, kegiatan menjadi terganggu.
Dikatakan, demonstrasi segelintir mahasiswa yang terjadi hari Rabu (8/7) bukan lagi penyampaian pendapat, tapi sudah bertindak anarkis, bukan hanya bakar ban, melakukan coretan-coretan bahkan perusakan sarana kampus. Di antaranya pemecahan kaca, perusakan /penjebolan pintu ruang kerja Plt Rektor, perusakan pintu/jerjak besi, perusakan spanduk informasi, pemukulan Satpam dan penyiraman bensin terhadap 2 orang Satpam Yayasan Pendidikan dan Sosial Dwiwarna,kata Ramlan Tambunan di Medan, seperti lansir hariansib.com, Sabtu (11/7).
Dikatakannya, pihaknya masih mendalami apakah penyiraman bensin ini adalah unsur kesengajaan sebagai tahapan pembunuhan berencana. Selanjutnya demonstran menguasai ruang Plt Rektor dan kantor Yayasan Pendidikan dan Sosial Dwiwarna.
Pada Kamis (9/7), demonstran melakukan penguncian pintu gerbang Yayasan Pendidikan dan Sosial Dwiwarna menyebabkan kepala sekolah dan pegawai SMP/SMA/SMK Dwiwarna, tidak dapat bekerja serta siswa dan orangtua siswa yang berurusan tidak dapat terlayani.
Demikian juga Ketua dan Sekretaris Jurusan, Dekan dan Plt Rektor bersama Biro dan UPT Institut Teknologi Medan tidak dapat bekerja. Mahasiswa yang mengurus administrasi perkuliahan, praktikum dan kegiatan lainnya terhalang. Demikian juga hari Jumat (10/7), demonstran masih memblokir akses masuk dan menguasai kampus, sehingga kegiatan sekolah dan kegiatan kampus lumpuh.
Tindakan demonstran, telah melampaui batas kewajaran untuk “menyampaikan pendapat”. Oleh karena itu, dihimbau kepada demonstran mahasiswa untuk mengosongkan kantor yayasan dan kantor rektorat, membuka gembok pintu/gerbang masuk dan tidak melakukan penghalangan kegiatan administrasi, belajar/mengajar di sekolah, perkuliahan dan praktikum di ITM.
Petinggi ITM mengingatkan mahasiswa yang demo untuk mengosongkan kampus. Apabila tidak mengindahkan, maka tindakan demonstran ini akan dilaporkan ke Polisi .
Patut diduga demonstrasi ini bermula dari kebingungan mahasiswa ITM dalam membayar uang kuliah. Selama ini pembayaran uang kuliah melalui bank Bukopin, namun akibat ulah oknum tertentu, membuka rekening ITM di Bank BNI, dan mengarahkan mahasiswa untuk membayar di situ, menyebabkan ada dua bank pembayaran uang kuliah. Atas tindakan tersebut dan tindakan lainnya oknum itu telah diberhentikan sebagai dosen tetap yayasan di ITM .
Seperti diberitakan, sejumlah mahasiswa ITM melakukan aksi unjuk rasa menuntut konflik internal Yayasan Pendidikan Sosial dan Dwiwarna sebagai Badan Penyelenggara ITM segera diselesaikan. Mereka juga menolak dua kubu Rektor hasil pemilihan dan pelaksana tugas rektor.Para mahasiswa yang melakukan aksi menutup setengah badan jalan dengan membakar ban bekas dan memblokir pintu masuk kampus ITM Jalan Gedung Arca Medan.
Kampus ini kami tutup dan blokade sampai kedua kubu rektor islah dan berdamai,” kata pengunjuk rasa. [fr]
Sumber: HarianSib