JURNALSECURITY | Jakarta – Petugas security mengusir keluar salah satu eksekutif Twitter setelah Elon Musk resmi membeli Twitter senilai 44 miliar dollar AS atau sekitar Rp 668 triliun, pada Kamis (27/10/2022).
Seorang eksekutif yang digelandang security itu adalah Chief Executive Officer (CEO) Twitter Parag Agrawal. Selain Agrawal, ada tiga eksekutif juga yang dipecat Musk. Ketiganya adalah Chief Financial Officer (CFO) Ned Segal, bos bagian hukum dan kebijakan Vijaya Gadde, penasihat umum Sean Edgett.
Dilaporkan The New York Times, Agrawal sejak awal diketahui berselisih paham dengan Musk. Musk menyatakan ketidakpercayaannya pada penerus Jack Dorsey itu karena dianggap menipunya soal keberadaan bot dan spam di Twitter.
Namun meski keempatnya dipecat, Musk tetap memberikan hak-hak keempat mantan petinggi Twitter itu . Agrawal misalnya, mendapat pesangon USD 38,7 juta, Segal mendapat USD 25,4 juta, Gadde mendapat USD 12,5 juta, dan Sarah Personette — chief customer officer yang juga dipecat — mendapat USD 11,2 juta.
Musk beberapa kali mengkritik tim manajemen Twitter, khususnya soal kebijakan sensor dan moderasi konten. Ia juga menganggap data bot atau akun spam di Twitter lebih tinggi dari yang dilaporkan manajemen.
Khususnya dengan Agrawal, ia beberapa kali adu argumentasi. Bahkan, penundaan pembelian akun Twitter dilandasi alasan bahwa Elon Musk ragu jumlah bot hanya 5% dari seluruh akun, seperti yang diklaim Twitter.
“Deal Twitter untuk sementara ditangguhkan, (ada) detail tertunda untuk perhitungan bahwa akun spam/palsu memang mewakili kurang dari 5% pengguna,” kata Elon dalam tweetnya dulu.
Parag waktu itu langsung menanggapi Elon Musk. “Angka itu berdasarkan review oleh orang terhadap ribuan akun, dengan sampel random dan konsisten dari waktu ke waktu,” papar dia.
“Kami telah membagikan kisi-kisi proses tersebut pada Elon seminggu lalu dan siap terus berbicara dengannya dan juga pada kalian,” pungkas Parag sebelum Musk remi membeli Twitter.[lian]