BERITASATPAM | Bekasi-Namanya Kurniawati, atau akrab dipanggil Bunda Kurnia, pemilik usaha PT. Kurnia Catering Cibitung, Bekasi. Perempuan asal Welaran Timur, Kelurahan Penganjuran, Banyuwangi ini, mendirikan usaha sejak tahun 1990. Tercatat sudah ratusan Perusahaan di wilayah Bekasi dan Jakarta, pernah dilayani makan oleh karyawannya. Sekarang hampir setiap hari, memasak 6.000 porsi untuk perusahaan-perusahaan tersebut.
“Saya meninggalkan Banyuwangi sejak tahun 1987, membawa anak dua masih kecil-kecil. Kedua anak saat itu, saya titipkan ke kakak yang tinggal di Jakarta, saya berkerja di Arab Saudi di Restoran Al-Amin Riyad sebagai koki. Saat perang Irak, runtuhnya Terowongan Mina dan kejadian bom, juga masih ada di Arab Saudi,” ujar Bunda Kurnia.
Sepulang dari Arab Saudi tahun 1990, Kurnia tetap tinggal di Jakarta. Selama di Jakarta, ia pernah bekerja sebagai kondektur bus bahkan menjadi satpam perusahaan. “Saya pernah menjadi Kondektur Bus Bogor-Merak sebentar, kemudian menjadi satpam di PT. Taisho Pharamaceutical Indonesia,” ujarnya dilansir kabarbanyuwangi.co.id.
Menjadi satpam hanya sebentar, kemudian beralih menjadi penjahit di perusahaan garmen. Disela-sela kesibukan menjahit, Bunda Kurnia juga berjualan nasi bungkus. Di saat ada yang menawari untuk memasok Nasi Bungkus untuk perusahaan, tawaran itu tidak disia-siakan. Bunda Kurnia langsung membentuk badan usaha berbentuk CV sebagai kelengkapan administrasi.
“Mulai saat itu, tawaran dari perusahaan sekitar Bekasi mulai berdatangan. Awalnya nasi bungkus, kemudian meningkat ke Catering. Bahkan acara-acara tertentu, saya sering menerima pesanan hingga ribuan nasi kotak. Kadang untuk acara perusahaan, tidak jarang juga untuk kosumsi pengamanan demo,” jelas Bunda Kurnia yang juga Ketua Ikawangi Korwil Bekasi.
Kesibukannya sebagai pengusaha Catering dengan sekitar 60 karyawan, ternyata tidak mengurangi aktivitas sosial di oragnisasi Ikawangi Pusat, serta beberapa organisasi sosial lainnya. Bahkan dalam pertemuan terbatas saudara sesama warga Banyuwangi, Bunda Kurnia kerap menawarkan menu karyanya, seperti Sop Janda.
“Obsesi saya yang belum terlaksana, mempunyai warung makanan di tanah kelahiran, Banyuwangi. Sudah ada konsep menu yang dijual, serta tempat yang cocok. Namun kondisi bisnis masih sepi, rencana itu masih tertunda dan apabila kondisi membaik, segera aku wujudkan,” kata Ibu dua anak yang sudah berumah tangga.
Namun yang menjadi pikiran Bunda Kurnia, rencananya membangun mushola di depan dapur usaha Cateringnya. Selain menyedikan tempat untuk karyawannya, mushola itu direncakan juga bisa digunakan masyarakat umum sekitar tempat usahanya.
“Bahkan, jika saya harus pindah pulang ke Banyuwangi. Mushola tersebut akan saya wakafkan dan biar digunakan orang banyak,” pungkas Bunda Kurnia yang sudah mempunyai 3 cucu ini. [rj]