BERITASATPAM | Jakarta-Peneliti petir yang juga Guru Besar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Reynaldo Zoro menjelaskan penyebab sambaran petir kepada satpam di sebuah pabrik yang videonya viral belum lama ini.
Menurut Reynaldo, ponsel atau handy talky (HT) tidak menyebabkan seorang tersambar petir. Sebab keduanya memiliki frekuensi yang berbeda. Petir hanya menyambar titik yang masuk dalam jarak sambarnya. Apabila petir kecil, maka jarak sambarnya pun kecil.
“Mungkin itu mitos ya seolah frekuensi ponsel dan HT dengan petir itu nyambung, enggak ya. (Frekuensi) ponsel dan HT itu GHz (gigahertz), sedangkan petir maksimalnya hanya 100 MHz (megahertz), jadi tidak nyambung,” ujarnya seperti dilansir Kompas.com, Rabu (29/12).
Reynaldo menjelaskan, pada kasus yang terjadi pada satpam tersebut, payung yang dipergunakan oleh satpam yang bersangkutan dinilai menjadi salah satu penyebab sambaran. “Pemakaian payung menyebabkan sasaran bertambah tinggi sehingga memungkinkan lebih mudah tersambar petir, karena lebih dekat ke lidah petir,” kata dia.
Berdasarkan analisisnya, truk-truk besar di sekitar lokasi juga bisa menjadi titik sambar petir, khususnya di daerah pertambangan.
Ia menuturkan, truk-truk tersebut merupakan easy target bagi petir karena strukturnya yang tinggi dan besar. Selain itu, adanya tiang di sekitar lokasi semakin menambah potensi sambaran pada petir pada satpam tersebut. “Melihat ada tiang di samping belakang dan truk besar di depannya, yang bersangkutan ada di daerah sambaran petir,” jelas dia.
“Sehingga final jump dari lidah petir lebih dekat ke yang bersangkutan dengan payungnya,” sambungnya. [fr]