BERITASATPAM | Jakarta — Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Presidensi Indonesia akan berlangsung di Bali pada 15-16 November mendatang. Agar konferensi tersebut berlangsung dengan aman, nyaman, dan kondusif, Tentara Nasional Indonesia (TNI) bekerja sama dengan badan intelijen negara lain. Salah satu isu yang menjadi prioritas adalah keamanan siber.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan selain melibatkan unsur-unsur intelijen di TNI, pihaknya juga bersinergi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
TNI, lanjut Andika, dalam pengamanan siber, memiliki unsur-unsur TNI yang menggeluti bidang siber, seperti Satuan Siber Tentara Nasional Indonesia atau Satsiber TNI dan Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI.
“Kami juga punya unsur-unsur yang menggeluti siber, seperti Satsiber TNI dan juga Bais TNI yang memiliki sedikit infrastruktur siber,” ujarnya dalam jumpa pers #G20updates bertajuk “Dukungan Pengamanan KTT G20,” yang disiarkan melalui Zoom, Kamis (20/10/22).
Meski demikian, Andika menjelaskan bahwa BSSN menjadi lead sector dalam pengamanan siber G20 ini. Bahkan, simulasi pengamanan siber yang berkolaborasi BSSN dan Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI telah digelar di Bali pada 30 September lalu.
Selain itu, Indonesia juga bekerja sama dengan negara-negara lain dalam hal tukar menukar informasi intelijen.
Ia mengungkapkan, komunikasi ini sudah dilakukan sejak tiga bulan dengan tujuan untuk saling melengkapi informasi terkait situasi keamanan menjelang digelarnya KTT G20.
“Kami juga minta mereka membantu sharing intelijen. BAIS TNI dengan segala kekurangan dan kelebihannya, lebih bagus berkomunikasi dengan intelijen negara lain. Yaitu untuk mendeteksi lebih awal. Mungkin ada, ada intelijen atau informasi dari negara partisipan yang mungkin ada hubungannya dengan rencana kegiatan di Bali,” terangnya
Di samping itu, untuk memastikan pengamanan para kepala negara yang menjadi prioritas dalam KTT G20, TNI dan Polri bersinergi membangun skema pengamanan.
Ada beberapa titik yang menjadi fokus pengamanan yaitu 25 hotel yang akan menjadi tempat menginap para tamu dan delegasi, venue utama Apurva Kempinski, dan empat titik lokasi lain yang akan menjadi konsentrasi pengamanan. Empat titik lokasi itu adalah Mangrove Tahura, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Pulau Kura-kura (dua sampai tiga titik), dan Pantai Serangan.
Untuk pengamanan ke-25 hotel, Andika menyatakan TNI sudah memiliki SOP termasuk menyiapkan detektor. TNI juga akan menurunkan kendaraan penjinak bahan peledak (Jihandak) yang akan difokuskan di venue kegiatan KTT G20.
Lebih jauh Andika menjelaskan TNI juga akan menyiapkan kendaraan lapis baja untuk mengevakuasi para kepala negara saat kondisi darurat dan mengancam jiwa. Kendaraan berlapis baja khususnya Anoa akan ditempatkan di beberapa titik yang berdekatan dengan venue utama.
“Nah tetapi juga saya tahu beberapa kepala negara partisipan G20 ini juga membawa perangkat berlapis bajanya masing-masing dan itu kita akomodasi. Sekali lagi agar tamu-tamu kita itu merasa nyaman dalam berkunjung ke Indonesia menghadiri G20 ini. Mereka tidak khawatir lagi soal keamanan,” katanya.
Pihak keamanan akan melakukan sejumlah skenario sehingga perjalanan para kepala negara tidak terganggu. Bahkan aparat keamanan akan membuat pagar betis sepanjang rute yang dilewati. Perjalanan mereka juga akan dipantau dari udara. Dengan demikian, bila dari udara terlihat bahwa rute yang sudah ditetapkan untuk dilewati kepala negara tertentu mengalami kemacetan, maka bisa dialihkan ke rute lain.
“Kami punya mata di udara. Karena apa, kita juga tidak ingin bergantung pada informasi di lapangan saja. Jadi dari udara juga. Ini kemampuan yang belum digelar sebelumnya. Sekarang digelar. Misalnya kedatangan 25 kepala negara ke The Apurva Kempinski, kalau ada rute yang jam atau macet, kita bisa langsung tahu. Kita langsung pindah ke plan lain,” katanya.[lian]