BERITASATPAM | Kediri-Berawal dari hanya sekedar belajar karena keinginan tahuan cara membuat kain tenun ikat, seorang pria yang berprofesi sebagai satuan pengamanan (satpam) di Kediri, sukses membuka usaha sebagai pengrajin kain tenun ikat.
Cipto selalu mengerjakan produksi kain tenunnya di rumahnya yang terletak di jalan Lawu nomor 12, Kelurahan Campurejo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Dalam sehari, Cipto Roso mengaku bisa memproduksi 5 kain tenun ikat sekaligus.
DUKUNG JURNALSECURITY DENGAN SUBSCRIBE & SHARE CHANNELNYA. TERIMAKASIH
Cipto berkisah, sebelum membuka usahanya tersebit, ia sering kali mendatangi sentra kampung tenun ikat yang berlokasi di Kelurahan Bandar Kidul untuk belajar membuat kain tenun ikat. Hal itu ia lakukan di sela jeda waktu sift bekerja sebagai Satpam. Saat proses belajar tersebut, lambat laun ia pun mulai menguasai cara membuat kain tenun ikat secara benar.
“Waktu pertama kali buka usaha, alat manual penenun ikat yang saya miliki cuman satu mas. Sehari cuman bisa produksi, 1 kain tenun ikat,” kenangnya kala itu seperti dilansir jatimtimes.com.
Meski hanya memiliki satu peralatan tenun, namun waktu itu ia bisa menjual hasil kain produksinya hingga ke luar pulau Jawa, Donggala Sulawesi.
Ia mengungkapkan, saat itu ia lebih suka menjual kain produksinya ke luar Pulau Jawa. Karena harga pasar disana dinilainya sangat bagus ketimbang di Kediri.
“Sebelum saya buka usaha, ibu saya sudah sering kirim kain tenun ikat disana. Disana kan ada kerabat juga, tapi waktu itu ibu saya hanya sebatas memasok barang, bukan produksi bikin sendiri ” Ingatnya.
Setelah setahun berjalan, Cipto Roso tidak mengira jika minat konsumen terhadap kain tenun ikat hasil produksinya tersebut sangat tinggi. Karena ramainya pesanan,ia kemudian memutuskan untuk membeli 3 unit mesin tradisonal tenun ikat.
“Dengan bertambahnya 3 unit mesin tradisonal tenun ikat, maka sekarang saya bisa memproduksi 4 kain tenun ikat dalam sehari,” ungkapnya.
Menginjak beberapa tahun kemudian, harga kain tenun ikat di Sulawesi mendadak anjlok. Menurutnya anjloknya harga kain tenun ikat di Sulawesi, dikarenakan adanya musibah bencana Tsunami di Aceh beberapa tahun lalu.
“Harganya kain tenun ikat mendadak anjlok mas, penyebabnya karena ada keterkaitan terjadinya musibah bencana Tsunami di Aceh. Akhirnya saya banting stir menjualnya ke Kediri, dan ternyata responya allhamdulilah cukup bagus,” tuturnya.
Harga tenun ikat yang dijualnya bervariasi, antara Rp 175-180 ribu per potong. Meski sekarang masih fase pandemi covid -19, Cipto Roso mengaku tidak membawa dampak atau pengaruh apa pun terhadap penjualan produknya.
“Justru pesanan tambah banyak mas, kalau disini saya tidak menyimpan bahan semuanya habis dipakai. Bahan untuk membuat kain tenun ikat, saya beli langsung ke jalan KH Mansyur Surabaya. Bahanya kan ini import mas dari Hindia, ” tukasnya.
Selain melayani pembelian masyarakat umum yang datang ke rumah, Cipto Roso juga melayani pesanan dalam jumlah banyak ke intansi Pemerintahan, bank dan rumah sakit.
“Ini sedang membuat pesanan dari Bank Jatim 25 kain tenun ikat, rencananya dibuat pakaian untuk para teller bank,” kata Cipto.
Disamping itu dalam memasarkan produknya ke Intansi Pemerintahan, ia juga dibantu oleh adiknya yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dilingkup Pemkot Kediri. Pesanan paling banyak yang pernah ia produksi sebanyak 100 potong kain. Pesanan itu ia Terima dari Rumah Sakit Syaifull Anwar Malang. Proses pengerjaanya waktu itu memakan waktu kurang lebih 3 bulan.
Pria yang berprofesi sebagai satpam selama 7 tahun ini kembali bercerita jika selama pandemi ia juga pernah memasok kain tenun ikat yang diperuntukan sebagai bahan pembuatan masker. Pengadaan kain itu ia jual langsung ke desperindag sebanyak 3 kali. Dalam memasarkan produknya, Cipto lebih fokus ke penjuLan offline selama ini.
“Kalau online itu biasanya, ada free lance yang ikut membantu menjualkan. Jika ada pesanan dia datang kesini untuk ambil barang,” ujar dia.
Kain tenun ikat merk Woro Putri produknya memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh produk lainya. Motif khasnya terdapat gambar hewan. [fr]